Sejarah

Berikut ini Sejarah Berdirinya Yayasn Hidayatul Mubtadiin

Yayasan Hidayatul Mubtadiin Mukomuko berawal dari kegiatan pengajian rutin setiap malam yang di lakukan di lingkungan Masjid Al Abror yang berdiri sejak tahun 1992 dibawah naungan KH. Ratibin yang merupakan salah satu sesepuh pertama diwilayah Desa Lubuk Mukti. KH. Ratibin merupakan salah satu guru mengaji asal Lampung Tengah Tepatnya Desa Bangunrejo dengan Istrinya Bernama Hj. Asmah yang merupakan Wanita Asal Lampung Setalan, Kalianda dan pernah juga menetap di Dusun Jatirejo, Ambarawa Pringsewu. Setelah Berdirinya Masjid Al Abror KH. Ratibin mengadakan Pengajian bagi anak-anak disekitar masjid. Beliau sangat istikomah dalam mengajar para santri sehingga banyak dari anak didik beliau yang menjadi tokoh masyarkat di wilayah Kabupaten Mukomuko sampai saat ini. Setelah KH. Ratibin Wafat pada tahun 1999 selanjutnya masjid Al Abror dikelolah oleh H. Suparman yang merupakan menantu dari KH. Ratibin.

 

  1. Suparman atau saat ini orang familiar dengan nama H. Toha merupakan Putra kelahiran Wadas Lintang, Wonosobo, Jawa tengah. Semasa Kecik Beliau Menempuh Pendidikan Formal Sekolah Dasar, namun karena keterbatasan biaya beliau hanya melanjutkan Pendidikan Non-Formal Di Pondok Pesantren Kalibeber, Wonosobo, Jawa Tengah. Dengan Bermodal Pendidikan dari Pesantren Beliau Mengajar Di Pondok Pesantren Miftahul Ulum Pada kisaran Tahun 1987 dan Kemudian Menikah Dengan Siti Muniroh yang merupakan Santri Beliau di Pondok Pesantren Miftahul Ulum dan juga merupakan Putri Ke-3 KH. Rotibin.
  2.  
  3. H. Suparman terus istiqomah dalam meneruskan perjuangan yang dirintis oleh KH. Ratibin sampai pada tahun 2012 terfikir oleh H. Suparman untuk membuat Lembaga Pendidikan yang memiliki badan hukum serta memiliki legalitas yang sah dan diakui oleh negara sehingga terbentuklah Yayasan Hidayatul Mubtadiin Mukomuko (YHMM). Pada Saat ini Yayasan Hidayatul Mubtadiin Mukomuko Memiliki Jenjang Pedidikan Formal PAUD, TK, SD/MI, SMP/MTs dan Sedang berproses mengembangkan Level SMA/SMK/MA Serta Perguruan Tinggi. Jenjang Pendidikan Non-Formal MDTA, Kajian Kitab Kuning, Fiqih, Usul Fiqih, Bahasa Arab, Pengajian Rutinan Pada Setiap Malam.